Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 4 ini diharapkan Anda dapat :
- Menyimpulkan karakteristik dan unsur-unsur pertunjukan musik kontemporer berdasarkan karyanya
- Mengidentifikasi teknik pertunjukan musik kontemporer
- Menampilkan pertunjukan musik kontemporer sesuai dengan tema
B. Uraian Materi
Setelah menyimak pembahasan materi pengertian musik kontemporer, tokohtokoh, sejarah dan perkembangannya di Indonesia, maka untuk lebih memahami karakter musik tersebut, alangkah disarankan untuk mencermati contoh musik kontemporer itu sendiri.
Barangkali kita telah mendengar nama-nama musikus yang secara intens mendalami seluk beluk permusikan untuk menciptakan alternatif karya yang baru semacam Harry Roesli, Slamet, dan Djaduk Ferianto. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa karya-karya musik semacam ini kurang familiar di telinga orang Indonesia, namun justru memiliki daya jual tinggi di mancanegara.
Musik telah mengawali era musik baru semenjak abad ke-19 dan semakin marak dan berkembang hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, musik kontemporer telah memiliki berbagai jenis karya. Dengan jumlahnya yang besar, musik kontemporer juga telah merambah ke berbagai segmen, bahkan turut memberikan pengaruh pada dunia rohani.
1. Tetabuhan Sungut
“Tetabuhan Sungut” merupakan karya yang dimainkan oleh sekelompok paduan laki-laki dan perempuan, karya Slamet Abdul Sjukur. Ide utamanya yaitu mentransfer bunyi-bunyi gamelan, vokal, dan alat perkusi tradisi berupa saron, kendang, dan semacamnya (dung tak gen bern jer, na no ne, e o e, …) melalui vokal manusia. Ibarat main gamelan, namun dengan suara mulut.
Bunyi-bunyi tersebut dikemas menjadi satu kesatuan suara yang otonom. Bukan bermaksud mengimitasi suara gending dan dimainkan oleh suara manusia, namun bunyi-bunyi tersebut disusun ulang hingga membentuk sebuah komposisi mandiri.
2. Jalinan Kita
“Jalinan Kita” merupakan satu karya dari Dody Satya Ekagustdiman yang dimainkan dengan cara quatrophoni. Dalam teknik pementasannya, karya ini dimainkan dengan empat kelompok yang saling berhadapan secara simetris. Setiap kelompok memainkan instrumen kecapi, gelas plastik, suling, dan vokal.
Cara memainkan kecapinya sendiri sangat berbeda dengan cara dalam mengiringi kawih tradisi. Memainkannya dengan cara dipetik, kemudian bagian bawahnya ditekan sehingga menghasilkan suara baru, atau seluruh kawat dibunyikan secara bersamaan (dari atas ke bawah atau sebaliknya) dengan menggunakan klaber. atau kawat-kawat kecapi itu dipukul dengan pemukul karet.
Bunyi gelas plastik dihasilkan dengan cara dipukulkan satu sama lain dengan sesekali menutup bagian mulut gelas, sehingga menghasilkan variasi bunyi gelas plastik tersebut. Sementara itu, suling tidak berperan sebagai alat melodis, namun komponis memanfaatkan bunyi-bunyinya sebagai bunyi perkusi atau ritmis dan berbagai aksentuasi.
Alat vokal diproduksi menjadi warna-warna bunyi yang cenderung aneh, seperti mendesis atau mengaum. Sementara teknik komposisinya sendiri menggunakan berbagai perbedaan birama
3. Badingkut
“Badingkut” merupakan satu karya seorang dosen, Oya Yukarya. Pada satu bagian tertentu, idenya bertolak dari eksplorasi warna-warna suara vokal manusia. Seperti gaya melodi bicara dengan menggunakan suatu kalimat yang bunyi huruf vokalnya diganti dengan hanya menggunakan vokal yang sama, a, i, u, e, atau o. Nuansa akrab dan lucu terasa pada bagian ini, sehingga terkadang membuat penonton larut dalam karyanya. Namun tentu saja kekayaan karyanya terletak pada kemampuan menyusun bunyi-bunyi yang satu sama lain tidak selalu sama dengan menggunakan berbagai teknik komposisi yang khas.
4. OAEO
“OAEO” adalah salah satu karya I Wayan Sadra pada tahun 1993. Komposisi yang terdapat pada karya ini memiliki kesan yang menarik, karena dengan menggunakan vokal ini saja mampu menjadi satu karya yang baru.
Vokal tersebut dipadukan dengan beberapa alat musik perkusi dan menggunakan berbagai rangkaian melodi sebagai bahan musikal tradisi dengan teknik pengulangan dan berbagai variasi di setiap bagiannya.
Warna suara vokal laki-laki dan perempuan menghasilkan satu kesatuan warna yang khas, apalagi dalam karya ini terdapat solois-solois meskipun tidak dominan.
5. Body Tjak
“Body Tjak” merupakan karya seni pertunjukan multi-kultural yang memadukan unsur-unsur seni budaya Barat (Amerika) dan Timur (Bali, Indonesia). Dengan dua produksinya: “Body Tjak 1990” dan “Body Tjak 1999” merupakan hasil kolaborasi antara I Wayan Dibia (Bali) dan Keith Terry (California).
Digarap dengan memadukan unsur-unsur seni Kecak Bali dan Body Music, “Body Tjak” menghasilkan sebuah jenis musik baru yang menggunakan tubuh manusia sebagai sumber bunyi. Karya ini murni lahir dari keinginan seniman untuk mengekspresikan jiwanya yang telah tergugah oleh dinamisme seni kecak dan body music.
Philosophy Gang merupakan album perdana dari grup musik bentukan Harry Roesli, Harry-Roesli Gang. Meski direkam di Musica Studio’s Jakarta, album ini dirilis oleh Lion Records di Singapura pada tahun 1973. Pada tahun 2017, album tersebut dirilis ulang dalam bentuk CD dan piringan hitam.
Dalam daftar “150 Album Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia yang terbit pada edisi #32 bulan Desember 2007, Album Philosophy Gang menempati peringkat ke-34. Salah satu lagu dari album tersebut, “Malaria”, mendapatkan posisi ke-44 dalam daftar “150 Lagu Indonesia Terbaik” versi majalah yang sama edisi #56 bulan Desember 2009.
7. Ken Arok Rock Opera
“Ken Arok Rock Opera” adalah salah satu album dari band bentukan Harry Roesli, Harry-Roesli Gang, sebuah concept album yang memiliki konsep luar biasa dari segi musikalitas maupun lirik-liriknya. Meskipun lirik-liriknya mungkin terkesan seperti guyonan semata, namun lirik humor itu sangat sarat akan kritik.
Sumber : http://www.kasetlalu.com
Gambar 4.4 Cover album Ken Arok Rock Opera
Album ini sebetulnya adalah kumpulan lagu yang dipentaskan sebagai iringan opera drama yang pernah dibuat Harry Roesli dengan judul yang sama. Namun mungkin karena opera tersebut sangat sukses dan Indonesia pada masa itu sedang menggemari musik rock, maka diabadikanlah lagu-lagu tersebut menjadi sebuah concept album berdurasi 40 menit.
Musik yang disajikan dalam album ini memang terasa bergenre rock, namun jika didengarkan lebih jeli, album ini sangat eksperimental, ada rasa funk jazz, blues, bahkan progressive di dalam komposisi musiknya. Sangat sulit untuk menerjemahkan bagian-bagian lagu dalam album ini, karena semua musiknya berhubungan dari awal hingga akhir. Maka bisa dibilang, album ini hanya memiliki 1 lagu yang berdurasi 40 menit.
Sifat satiris Harry Roesli juga terimplementasikan dalam salah satu lagu berjudul “Merak”. Di mana ia memetaforakan Indonesia bagaikan seekor merak yang penuh pesona namun juga menorehkan kerak.
Album “Titik Api” juga menempati posisi ke-53 dalam daftar “150 Album Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia edisi #32 bulan Desember 2007.
C. Rangkuman
“Tetabuhan Sungut” merupakan karya yang dimainkan oleh sekelompok paduan laki-laki dan perempuan, karya Slamet Abdul Sjukur. Ide utamanya yaitu mentransfer bunyi-bunyi gamelan, vokal, dan alat perkusi tradisi berupa saron, kendang, dan semacamnya (dung tak gen bern jer, na no ne, e o e, …) melalui vokal manusia.
“Jalinan Kita” merupakan satu karya dari Dody Satya Ekagustdiman yang dimainkan dengan cara quatrophoni. Dalam teknik pementasannya, karya ini dimainkan dengan empat kelompok yang saling berhadapan secara simetris. Setiap kelompok memainkan instrumen kecapi, gelas plastik, suling, dan vokal.
“Badingkut” merupakan satu karya seorang dosen, Oya Yukarya. Pada satu bagian tertentu, idenya bertolak dari eksplorasi warna-warna suara vokal manusia. Seperti gaya melodi bicara dengan menggunakan suatu kalimat yang bunyi huruf vokalnya diganti dengan hanya menggunakan vokal yang sama, a, i, u, e, atau o.
“OAEO” adalah salah satu karya I Wayan Sadra pada tahun 1993. Komposisi yang terdapat pada karya ini memiliki kesan yang menarik, karena dengan menggunakan vokal ini saja mampu menjadi satu karya yang baru.
“Body Tjak” merupakan karya seni pertunjukan multi-kultural yang memadukan unsur-unsur seni budaya Barat (Amerika) dan Timur (Bali, Indonesia). Dengan dua produksinya: “Body Tjak 1990” dan “Body Tjak 1999” merupakan hasil kolaborasi antara I Wayan Dibia (Bali) dan Keith Terry (California).
Philosophy Gang merupakan album perdana dari grup musik bentukan Harry Roesli, Harry-Roesli Gang. Meski direkam di Musica Studio’s Jakarta, album ini dirilis oleh Lion Records di Singapura pada tahun 1973. Pada tahun 2017, album tersebut dirilis ulang dalam bentuk CD dan piringan hitam.
“Ken Arok Rock Opera” adalah salah satu album dari band bentukan Harry Roesli, Harry-Roesli Gang, sebuah concept album yang memiliki konsep luar biasa dari segi musikalitas maupun lirik-liriknya. Meskipun lirik-liriknya mungkin terkesan seperti guyonan semata, namun lirik humor itu sangat sarat akan kritik.
D. Penugasan Mandiri (optional)
- Lanjutkan perencanaan karya musik kontemporer yamg dibuat pada Kegiatan Pembelajaran 3 dengan memperhatikan ide atau gagasan dari karya-karya tokoh musik kontemporer di Indonesia berdasarkan pertunjukannya.
- Tampilkan karya musik kontemporer Anda dihadapan keluarga dan teman-teman dekat kemudian minta pendapat mereka.
E. Latihan Soal
- “Tetabuhan Sungut” merupakan karya yang dimainkan oleh sekelompok paduan laki-laki dan perempuan. Ide utamanya yaitu mentransfer bunyi-bunyi gamelan, vokal, dan alat perkusi tradisi berupa saron, kendang, dan semacamnya (dung tak gen bern jer, na no ne, e o e, …) melalui vokal manusia. Karya ini dibuat oleh ...
- “Jalinan Kita” merupakan satu karya dari Dody Satya Ekagustdiman yang dimainkan dengan cara quatrophoni. Dalam teknik pementasannya, karya ini dimainkan dengan empat kelompok yang saling berhadapan secara simetris. Setiap kelompok memainkan instrumen ...
- Karya musik Oya Yukarya yang idenya bertolak dari eksplorasi warna-warna suara vokal manusia, seperti gaya melodi bicara dengan menggunakan suatu kalimat yang bunyi huruf vokalnya diganti dengan hanya menggunakan vokal yang sama, a, i, u, e, atau o adalah …
- “OAEO” adalah salah satu karya I Wayan Sadra . Komposisi yang terdapat pada karya ini memiliki kesan yang menarik, karena dengan menggunakan vokal ini saja mampu menjadi satu karya yang baru. Karya ini dicipatakan pada tahun ...
- Philosophy Gang merupakan album perdana dari grup musik bentukan Harry Roesli, Harry-Roesli Gang. Meski direkam di Musica Studio’s Jakarta, album ini dirilis oleh Lion Records di Singapura pada tahun 1973. Pada tahun 2017, album tersebut dirilis ulang dalam bentuk ...
Kunci Jawaban Latihan Soal 4
1. Jawaban : Slamet Abdul Sjukur
Pembahasan : “Tetabuhan Sungut” merupakan karya yang dimainkan oleh sekelompok paduan laki-laki dan perempuan. Karya ini dibuat oleh Slamet Abdul Sjukur.
2. Jawaban : kecapi, gelas plastik, suling, dan vokal
Pembahasan: “Jalinan Kita” merupakan satu karya dari Dody Satya Ekagustdiman yang dimainkan dengan cara quatrophoni. Dalam teknik pementasannya, karya ini dimainkan dengan empat kelompok yang saling berhadapan secara simetris. Setiap kelompok memainkan instrumen kecapi, gelas plastik, suling, dan vokal.
3. Jawaban : “Badingkut”
Pembahasan : Karya musik Oya Yukarya yang idenya bertolak dari eksplorasi warna-warna suara vokal manusia, seperti gaya melodi bicara dengan menggunakan suatu kalimat yang bunyi huruf vokalnya diganti dengan hanya menggunakan vokal yang sama, a, i, u, e, atau o adalah Badingkut.
4. Jawaban : pada tahun 1993
Pembahasan : “OAEO” adalah salah satu karya I Wayan Sadra . Komposisi yang terdapat pada karya ini memiliki kesan yang menarik, karena dengan menggunakan vokal ini saja mampu menjadi satu karya yang baru. Karya ini dicipatakan pada tahun 1993.
5. Jawaban : CD dan piringan hitam.
Pembahasan : Philosophy Gang merupakan album perdana dari grup musik bentukan Harry Roesli, Harry-Roesli Gang. Meski direkam di Musica Studio’s Jakarta, album ini dirilis oleh Lion Records di Singapura pada tahun 1973. Pada tahun 2017, album tersebut dirilis ulang dalam bentuk CD dan piringan hitam.
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Latihan Soal 4 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.
Konversi tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.
F. Penilaian Diri
No. | Pertanyaan-pertanyaan | Ya / Tidak |
1. | Apakah Anda dapat menyimpulkan karakteristik dan unsur-unsur pertunjukan musik kontemporer berdasarkan karyanya ? | | |
2. | Apakah Anda dapat mengidentifikasi teknik pertunjukan musik kontemporer ? | | |
3. | Apakah Anda dapat menampilkan pertunjukan musik kontemporer sesuai dengan tema ? | | |
Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Materi Contoh Karya Musik Kontemporer Kelas 12 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!!